Juli 23, 2025
IMG-20250719-WA0032

Sofifi,DauriNetTv.com – Mantan anggota DPR RI dan Ketua DPD Partai Golkar Maluku Utara saat itu, Drs. Yamin Tawari, akhirnya angkat bicara menanggapi polemik yang terus mencuat soal penetapan Sofifi sebagai Ibu Kota Provinsi Maluku Utara. Dalam wawancara khusus bersama Media ini, Yamin menegaskan bahwa keputusan tersebut tidak diambil secara tergesa-gesa, melainkan melalui proses panjang, musyawarah, dan pertimbangan historis yang matang.

“Banyak orang keliru menilai. Penetapan Sofifi itu bukan keputusan sepihak atau instan. Waktu itu kita duduk bersama lintas tokoh daerah dan nasional, termasuk dalam pertemuan penting di Soa Sio, Tidore. Dari situ kita sepakat bahwa Halmahera Tengah dimekarkan menjadi tiga wilayah, yaitu Halmahera Tengah (induk), Halmahera Timur, dan Kota Tidore Kepulauan,” jelas Yamin.

 

Sebagai tokoh kunci dalam tim pemekaran dan saat itu menjabat Ketua DPD Golkar Maluku Utara, Yamin mengungkapkan bahwa proses ini merupakan bagian dari perjuangan panjang untuk membentuk Provinsi Maluku Utara, yang kemudian diresmikan melalui Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999.

 

Yamin menjelaskan, pada masa awal pembentukan provinsi, Sofifi masih berada dalam wilayah administratif Halmahera Tengah, yang ibukotanya saat itu berpusat di Soa Sio, Tidore. Namun seiring berjalannya waktu dan penyesuaian administratif, ibukota Halmahera Tengah dipindahkan ke Weda, sementara Sofifi masuk ke dalam wilayah Kota Tidore Kepulauan yang meliputi seluruh daratan Oba.

“Jadi kalau sekarang masih ada yang mempertanyakan status Sofifi, perlu diketahui bahwa secara hukum wilayah itu masuk ke Kota Tidore Kepulauan. Tinggal pemerintah pusat atau DPR menetapkan nomenklatur yang jelas, apakah menyebut ibu kota provinsi sebagai Tidore yang berkedudukan di Sofifi, atau tetap menyebutnya Sofifi,” ujarnya.

 

Yamin juga mengungkapkan bahwa pada masa itu, Kota Tidore Kepulauan masih dalam masa transisi pemerintahan, bahkan belum memiliki wali kota definitif. Meskipun kondisi di lapangan belum ideal, semua pihak tetap bekerja keras demi mewujudkan Maluku Utara sebagai entitas pemerintahan yang solid.

“Banyak hal masih dalam proses penyesuaian waktu itu, tetapi semangat kita satu: membangun masa depan Maluku Utara,” tambahnya.

 

Menutup wawancara, Yamin Tawari menyampaikan pesan mendalam kepada generasi muda Maluku Utara agar tidak mudah terprovokasi oleh narasi-narasi sepotong yang tidak berdasarkan fakta sejarah.

“Saya adalah salah satu pelaku sejarah pemekaran provinsi ini. Saya tahu betul prosesnya. Jangan biarkan generasi kita hanya tahu cerita setengah-setengah. Sejarah perjuangan ini harus dijaga dan dipahami secara utuh,” pungkasnya.

Redaksi : Tim.red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *