Juli 22, 2025
IMG-20250711-WA0032

Paripurna Di Anggap Enteng Ketua DPRD Halsel, Yusman Arifin Mantan Ketua DPRD Kecam Keras: Ini Pengkhianatan Terhadap Rakyat

Halmahera Selatan,DauriNetTV.com – Mantan Ketua DPRD Halmahera Selatan (Halsel), Yusman Arifin, SH, melontarkan kritik tajam dan kecaman keras terhadap Ketua DPRD saat ini, Salma Hi. Samad, yang dianggap telah mencederai lembaga dan mengabaikan amanah rakyat terkait perjuangan pemekaran daerah otonom baru (DOB).

Kecaman ini muncul setelah Ketua DPRD Halsel diketahui dua kali tidak menghadiri rapat paripurna penting yang mengagendakan pembentukan Panitia Khusus (Pansus) pemekaran DOB untuk Kota Bacan, Kabupaten Obi, Kabupaten Makian Kayoa, dan Kabupaten Gane Raya. Ketidakhadiran tersebut dinilai tanpa alasan yang jelas dan patut.

“Sebagai Ketua DPRD, saudari Salma Hi. Samad seharusnya menjadi contoh dan teladan dalam menghormati setiap agenda penting lembaga, apalagi ini rapat paripurna. Tapi faktanya, beliau justru melecehkan rapat tersebut dua kali. Ini jelas penghinaan terhadap lembaga dan pengkhianatan terhadap aspirasi rakyat Halmahera Selatan,” tegas Yusman Arifin kepada awak media, Kamis (10/7/2025).

 

Yusman yang dikenal sebagai salah satu tokoh utama dalam perjuangan pemekaran Kabupaten Halmahera Selatan di masa lalu, menyebut tindakan Ketua DPRD sebagai bentuk pembangkangan terhadap hasil rapat resmi Badan Musyawarah (Bamus) DPRD Halsel.

Menurutnya, keputusan paripurna dengan agenda pembentukan Pansus DOB telah diputuskan secara sah oleh Bamus, namun diabaikan begitu saja oleh Ketua DPRD. Hal ini tidak hanya mempermalukan institusi, tetapi juga melukai semangat perjuangan masyarakat yang ingin pembangunan merata melalui pemekaran wilayah.

“Saya mendesak Badan Musyawarah segera menggelar rapat evaluasi dan meminta penjelasan resmi dari Ketua DPRD. Jika tidak ada klarifikasi yang patut, maka Dewan Kehormatan wajib turun tangan untuk memproses pelanggaran etika dan meminta Ketua DPRD meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat,” tegasnya.

 

Lebih lanjut, Yusman juga menyoroti sikap 14 anggota DPRD Halsel lainnya yang ikut tidak hadir dalam dua kali rapat paripurna tersebut. Ia menyebut tindakan mereka sebagai bentuk boikot diam-diam yang tidak mencerminkan semangat keterwakilan rakyat.

“Saya sangat menyesalkan sikap mereka. Bagaimana mungkin mereka mengabaikan agenda yang sangat penting bagi masa depan Halmahera Selatan? Ini bukan sekadar agenda teknis, ini adalah harapan rakyat yang ingin wilayahnya lebih maju dan terlayani,” ucap Yusman dengan nada kecewa.

 

Ia juga mengingatkan bahwa proses pemekaran daerah bukanlah hal yang mudah. Yusman bahkan mengungkap bagaimana dirinya dan para pejuang DOB terdahulu menghadapi penolakan keras dari pemerintah pusat, namun tetap teguh dan konsisten memperjuangkannya hingga Kabupaten Halmahera Selatan terbentuk.

“Kalau bicara perjuangan pemekaran, kami yang paling tahu bagaimana kerasnya perjuangan itu. Kami dulu ditolak habis-habisan oleh pusat, tapi kami tidak mundur. Kami tetap maju karena ini tentang masa depan rakyat, bukan jabatan atau kursi kekuasaan,” kenangnya.

 

Sebagai bentuk komitmennya terhadap perjuangan pemekaran DOB, Yusman menegaskan bahwa dirinya akan berada di garis terdepan dalam mengawal pembentukan Kota Bacan, Kabupaten Obi, Makian Kayoa, dan Gane Raya.

“Saya siap berdiri bersama rakyat. Saya akan berjuang sampai titik darah penghabisan untuk menggolkan pemekaran ini. Kami sudah punya strategi, jalur komunikasi, dan pendekatan ke DPR RI serta pemerintah pusat. Yang takut berjuang silakan minggir,” tandasnya penuh semangat.

 

Di akhir pernyataannya, Yusman Arifin mengajak seluruh elemen masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, dan seluruh pegiat pemekaran untuk bersatu kembali dalam satu barisan perjuangan. Ia menegaskan bahwa sejarah tidak boleh dikhianati oleh mereka yang hanya menikmati hasil tanpa terlibat dalam proses panjang perjuangan.

Publik Halmahera Selatan kini menanti langkah nyata dari DPRD untuk menindaklanjuti persoalan ini. Desakan agar Badan Musyawarah dan Dewan Kehormatan segera mengambil sikap terus bergema. Aspirasi pemekaran yang telah diperjuangkan sejak lama tak boleh dikhianati oleh kepentingan politik sesaat.

Redaksi : Mito
Editor: TB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *