Juli 26, 2025
IMG-20250710-WA0021

Jakarta,DauriNetTV.com – Pemerintah Indonesia masih melihat adanya peluang besar untuk mencapai kesepakatan dalam negosiasi tarif dagang dengan Amerika Serikat sebelum batas waktu implementasi kebijakan baru yang ditetapkan pada 1 Agustus 2025.

Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto, menyampaikan bahwa proses negosiasi masih berlangsung intensif dan terbuka. Pemerintah Indonesia terus mendorong pendekatan strategis untuk mempertahankan hubungan dagang yang saling menguntungkan dengan AS.

“Perundingan ini masih tetap berjalan. Kami akan terus menekankan kepada pihak AS bahwa Indonesia adalah mitra strategis dalam perdagangan internasional,” ujar Haryo dalam keterangan persnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (9/7/2025).

Ia menegaskan, status Indonesia sebagai negara dengan kontribusi besar dalam rantai pasok global serta kedekatan strategis dengan kawasan Indo-Pasifik menjadi alasan kuat agar AS tidak menerapkan kebijakan tarif yang merugikan kedua pihak.

Lebih lanjut, Haryo mengungkapkan bahwa Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Tim Negosiasi Indonesia akan melakukan serangkaian pertemuan penting dengan para pejabat tinggi di pemerintahan AS. Agenda pertemuan tersebut termasuk diskusi dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, Menteri Keuangan AS Scott Bessent, serta perwakilan dari United States Trade Representative (USTR).

“Pak Menko akan menyampaikan secara langsung posisi Indonesia dan tawaran konkret kerja sama yang saling menguntungkan,” kata Haryo.

Negosiasi ini menjadi penting mengingat dampaknya sangat besar terhadap sektor ekspor Indonesia, khususnya untuk produk-produk utama seperti tekstil, alas kaki, elektronik, hingga produk pertanian. Pemerintah pun kini terus berkoordinasi lintas kementerian dan pelaku usaha untuk merumuskan respons strategis jika skenario terburuk diberlakukan.

Namun demikian, Indonesia memilih tetap optimistis. Strategi diplomasi ekonomi dan pendekatan soft power yang selama ini dibangun dianggap sebagai aset penting untuk meyakinkan mitra dagang utama seperti AS.

“Ini bukan semata soal tarif, tapi juga soal bagaimana Indonesia dan AS bisa menjaga kestabilan perdagangan global,” tutup Haryo.

Pemerintah memastikan akan terus memberikan perkembangan terkini kepada publik dan memastikan kepentingan nasional tetap menjadi prioritas dalam setiap langkah negosiasi.

(Tim.red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *